Rabu, 04 Maret 2009

Behel Gigi


"BEHEL GIGI + DIVING/ SNORKELING?"
WHY NOT!

Untuk memulai penjelasan pernyataan di atas, saya terlebih dahulu akan memperkenalkan apa itu behel gigi. Behel gigi atau kawat gigi (dalam istilah awam) merupakan salah satu dari sejumlah perangkat ortodonsi (Orthodontics Appliances), supaya mudah saya sebut sebagai 'Alat Orto'.

Alat Orto ini digunakan untuk mengubah dan mengatur kedudukan gigi-geligi untuk mencapai posisi yang ideal dalam lengkung rahang, serta hubungan geligi antara rahang atas dan bawah yang harmonis. (Makanya gak bisa tuh: "Dok, saya mau pasang behel, tapi yang atas ajah yah")

Dari metode penggunaannya, alat orto ada yang lepasan (removable Ortho Appl.), dan ada pula yang cekat /permanen (fixed Ortho. Appl.). Selanjutnya saya akan mencoba memaparkan masalah "BEHEL GIGI + DIVING/ SNORKELING?" menurut jenisnya tersebut. Untuk memudahkan penjelasan, maka istilah yang akan saya gunakan secara umum adalah penyelam (diver). Yang hobi snorkelingan jangan 'ngambek' ya, toh snorkelingan adalah jenis penyelaman yang paling dasar (Skin Diving).

1. ALAT ORTO LEPASAN

Perangkat orto lepasan terdiri dari pelat basis (terbuat dari resin akrilik; sejenis plastik) dan seperangkat kawat (biasanya terbuat dari Stainless Steel/ Baja tahan karat). Alat ini dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh pasien. Waktu pemakaiannya adalah sehari-hari, kecuali pada saat makan dan sikat gigi, dan wajib dipakai pada saat tidur.
Alat orto lepasan ini juga wajib digunakan oleh pasien yang telah menyelesaikan perawatan menggunakan Alat Orto cekat, disebut sebagai 'retainer' (terjemahan bebas: penahan; di dunia selam juga ada retainer kan, itu lho 'palm retainer' yang digunakan untuk menahan fins full-foot agar tidak terlepas saat mengayuh). Guna retainer adalah untuk menjaga kedudukan geligi yang telah harmonis agar tidak berubah kembali ke kedudukan semula (relaps).

Bagi diver yang menggunakan alat orto lepasan, maka pada saat akan melakukan kegiatan penyelaman sebaiknya melepas dulu alat ortonya dan disimpan di tempat yang aman.Dipakai kembali setelah kegiatan penyelaman berakhir. Cukup mudah bukan?
Namun patut diketahui, pada penggunaan alat orto lepasan, kemungkinan terjadinya relaps sangat tinggi. Maka bagi diver yang menggunakan alat orto lepasan dituntut kedisiplinan yang tinggi dalam pemakaiannya.Sebagaimana kita ketahui bersama, penggunaan regulator/ snorkel adalah digigit pada bite-tab, proses menggigit tersebut akan menghasilkan gaya pada geligi yang arahnya melawan arah pergerakan gigi (dengan alat orto), akibatnya dapat terjadi relaps. Pada pasien umum (non-diver), ke-alpa-an pemakaian alat orto lepasan dalam waktu satu hari saja dapat menyebabkan relaps yang cukup besar (makanya jangan ngebohongin dokternya ya, pasti ketahuan deh kalo gak pake, he.. he.. he..). Oleh sebab itu, saya anjurkan bagi diver yang menggunakan alat orto lepasan untuk segera memakai alat ortonya kembali segera setelah penyelamannya berakhir. Bila akan memakai alat orto setelah penyelaman, sebaiknya berkumur terlebih dahulu dengan air tawar.


2. ALAT ORTO CEKAT

Istilah 'behel' yang dikenal masyarakat umum biasanya merujuk pada alat orto cekat.. Alat tersebut dipasang menetap di dalam mulut, maka yang dapat melepakannya adalah dokter gigi. Alat orto ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu Molar Band, Brackets, Wire (Kawat), dan Rubber Band (karet gelang). Prinsip dan fungsi dari komponen2 tersebut secara ringkas adalah sebagai beikut: kawat gigi digunakan untuk menghasilkan gaya, kedudukannya di dalam rongga mulut 'dipegang' oleh Molar Band, untuk menyalurkan gaya ke gigi, kawat dihubungkan gigi melalui Brackets (ini nih yg dikenal sebagai si 'behel'), kemudian Rubber band digunakan untuk mengikat kawat pada Brackets. Lalu, bagaimana caranya si 'behel' tadi bisa nempel pada gigi? Ya 'dilem', menggunakan 'lem' yang dipakai dalam proses penambalan gigi dengan Resin Komposit (tambalan sinar; orang awam biasanya menyebutnya dengan tambalan Laser, padahal sebenarnya sinar tersebut bukan sinar laser), lem tersebut disebut bonding agent.

Berhubung alat ini menetap di dalam mulut, sudah pasti akan terjadi kontak dengan air laut (yang mengandung garam itu) pada saat melakukan penyelaman. "Hihhh... takut karatan", kata salah satu pasien. Tetapi, benarkah begitu?

Komponen alat orto cekat umumnya terbuat dari material logam, kecuali rubber band tentu saja. (Namun saat ini sudah tersedia pula brackets yang terbuat dari Resin {sejenis plastik} sehingga warnanya bening, jadi tidak terlalu kentara). Komponen logam ada yang terbuat dari Stainless Steel, ada pula yang terbuat dari logam paduan (Alloy), misalnya Nikel-Titanium. Material logam tersebut tentu saja tahan karat dan tidak menimbulkan reaksi alergi terhadap tubuh pasien, sifat tersebut disebut bio-compatible. Rongga mulut sendiri kan selalu basah oleh air liur (saliva) dan saliva itu sendiri mengandung berbagai macam garam mineral, seperti cairan elektrolit. Logam non-biocompatible + Elektrolit = reaksi Galvanik. Lalu emangnya kenapa kalo ada Galvanik? Tentu saja akan terjadi tarnish (perubahan warna, biasanya menjadi lebih gelap) dan corrosion (korosi alias karatan) pada logam. Akibat lebih lanjut adalah terjadi penurunan estetika (karena berubah warna) dan yang lebih penting lagi adanya karat akan memicu reaksi alergi dalam tubuh. Logam yang bersifat bio-compatible tidak akan menimbulkan reaksi galvanik dalam elektrolit, sehingga tidak memicu reaksi alergi. (Makanya alat orto tidak menggunakan kawat jemuran atau kawat berduri).

'Mitos' karatan sudah dijelaskan, beranjak ke permasalahan berikutnya.


Pada masa-masa awal penggunaan kawat gigi, hampir sebagian besar pasien selalu merasa tidak nyaman. Hal tersebut wajar saja karena adanya 'benda asing' yang dimasukkan ke dalam mulut.(Sama juga kan pada penyelam; masih ingat tidak waktu pertama kali menggunakan regulator 2nd-stage pada awal-awal training di kolam, pasti mulutnya terasa aneh dan pegal-pegal selesai latihan) Untuk itu diperlukan proses adaptasi terhadap alat ortonya. Proses adaptasi ini bervariasi pada masing-masing individu, umumnya sekitar 2-4 minggu.

Bagi (yang sudah menjadi) diver yang akan menjalani perawatan orto (seperti mbak Irma), saya anjurkan untuk melalui terlebih dahulu masa adaptasi tersebut. Setelah proses adapatasi dilalui, ada baiknya melakukan re-adaptasi penggunaan regulator (mengapa re-adapatasi? Kan sebelumnya sudah pernah menggunakan regulator sewaktu belum memakai alat orto). Proses re-adapatasi ini sebaiknya dilakukan di kolam, dimulai dengan snorkeling terlebih dahulu, bila sudah terbiasa dilanjutkan dengan SCUBA. Pada saat re-adaptasi dengan SCUBA, sebaiknya dilatih kembali prosedur regulator 2nd-stageclearing dan buddy-breathing. {Hal ini sekaligus menjadi masukan bagi para instruktur}.Bila di kolam sudah terbiasa bernapas menggunakan regulator dengan alat orto cekat terpasang di dalam mulut, maka dapat dilanjutkan dengan penyelam di perairan terbuka.Mungkin dapat pula terjadi kendala 'kesempitan' pada bite-tab regulatornya. Untuk itu, dapat pula dipertimbangkan penggunaan bite-tab yang ukurannya sedikit lebih besar daripada yang biasa digunakan. Bila langkah ini ditempuh, sekali lagi saya ingatkan untuk melalui proses adapatasi terlebih dahulu, dan bagi diver pemula sebaiknya di bawah supervisi instruktur atau asisten intruktur.

Berikutnya adalah permasalahan antara alat selam (2nd-stage regulator) dengan alat orto itu sendiri.
Mengutip pertanyaan dari mbak Irma, "...tapi ragu2 karena kuatir mengganggu saat make snorkel atau mouthpiece. atau
malah alat2 itu yang bisa ngrusak behel.."

Sebelumnya telah saya jelaskan secara ringkas cara menempel 'behel' di permukaan gigi. Ikatan antara brackets dengan gigi dapat terlepas bila ada gaya impak (benturan) ataupun gaya besar yang intermiten (terus-menerus). Maka sebaiknya diinformasikan terlebih dahulu kepada dokter gigi yang merawat bahwa anda adalah seorang penyelam. Sehingga sang dokter memiliki dasar pertimbangan yang cukup pada saat merencanakan perawatan orto pada diri anda (misalnya penggunaan bonding agent yang lebih kuat atau waktu kontrol berkala yang lebih ketat).

Selanjutnya, bila pada saat penyelaman terjadi trouble di mana brackets terlepas dari gigi, yang pertama kali wajib diingat adalah JANGAN PANIK !. Pada dasarnya semua penyelam dilatih untuk tidak mudah panik. Bila brackets terlepas dari gigi, biasanya ia akan tetap terikat pada kawat, karena terikat oleh rubberbands.Kawat itu semdiri pun masih terikat pada brackets lain yang masih menempel pada gigi. Dan seandainya semua brackets terlepas sekaligus (yang kemungkinannya adalah sangat kecil), kawat tersebut masih terikat pada Molar band. Berikutnya segera menuju permukaan dan akhiri penyelaman anda.

Patut diketahui pula dalam setiap perawatan alat orto (baik cekat mau pun lepasan) ada proses kontrol berkala guna mengencangkan tegangan kawat yang telah mengendur, tahap ini disebut juga sebagai tahap (re)aktivasi karena mengaktifkan kembali tegangan kawat.
Pada perawatan alat orto cekat biasanya dilakukan kontrol/ aktivasi setiap 2-4 minggu sekali.
Berkaitan dengan hal tersebut adalah pemilihan waktu trip. Sebaiknya trip dilakukan pada pertengahan masa sela antar waktu kontrol. Mengapa demikian?
  • Bila trip dilakukan terlalu berdekatan setelah kontrol: Biasanya tegangan kawat yang baru dikencangkan akan menyebabkan rasa tidak nyaman selama beberapa hari, hal ini tentunya menyebabkan rasa tidak nyaman pada saat penyelaman. Akibat lebih jauh adalah gigitan pada regulator menjadi kurang mantap yang dapat meningkatkan resiko terhirupnya air. Namun bila sudah terbiasa dengan proses aktivasi, umumnya rasa tidak nyaman akan berkurang dan tidak menimbulkan permasalahan lagi.
  • Bila trip dilakukan terlalu jauh setelah kontrol: Pada masa ini tegangan kawat sudah mengendur, akibatnya proses relaps (apalagi nih relaps?; coba simak kembali penjelasan di atas) lebih besar kemungkinannya untuk terjadi, hal ini akan memperlambat proses perawatan. Selain itu akibat mengendur, dapat terjadi ujung kawat yang menggantung lebih longgar, dan ujung kawat yang tajam itu dapat melukai pipi atau gusi. Bila hal ini terjadi pada saat penyelaman, tentunya akan meningkatkan resiko dalam penyelaman itu sendiri.
Pada masa pertengahan antar waktu kontrol, tegangan kawat tidaklah terlalu kencang atau pun terlalu kendur. Sehingga relatif tidak akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi penyelam yang bersangkutan.Kemudian pada masa ini tegangan kawat juga masih cukup kuat untuk menahan gaya-gaya yang bekerja berlawanan arah (dalam hal ini gaya yang timbul akibat menggigit bite-tab 2nd-stage regulator), sehingga proses perawatan orto tidak mengalami hambatan yang cukup berarti.

Demikian penjelasan singkat yang dapat saya sampaikan, semoga penjelasan tersebut dapat menjadi masukan yang berharga bagi rekan-rekan sesama penyelam. Bila ada kekurangan dalam penjelasan saya ini, mohon dimaklumi. Dan bila ada pertanyaan lebih lanjut, saya akan coba membantu untuk menjawabnya.